Rabu, 05 November 2014

MAKALAH MEMBACA SASTRA



PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dewasa ini, penyebaran infomasi tidak hanya melalui lisan saja melainkan dari berbagai media cetak dapat kita peroleh. Oleh karena itu untuk cakap dalam membaca  sangatlah penting karena tanpa memiliki kemampuan membaca akan sulit untuk memperoleh berbagai informasi. Belajar membaca adalah salah satu dasar utama dalam bahasa. Hal ini diharapkan dengan membaca sastra dapat menumbuhkan minat baca dan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa.
           
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah berikut:
A.    Apa yang dimaksud dengan membaca sastra?
B.     Sebutkan norma-norma karya sastra!
C.     Jelaskan perbedaan bahasa ilmiah dan bahasa sastra!
D.    Apa yang dimaksud dengan gaya bahasa?



C.  Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan dalam makalah adalah sebagai  berikt:
1.      Untuk megetahui pengertian membaca sastra
2.      Untuk mengetahui norma-norma
3.      Untuk mengetahui perbedaan bahasa ilmiah dan bahasa sastra
4.      Untuk mengetahui maksud dari gaya bahasa











BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Membaca Sastra
Menurut Tarigan suatu karya sastra dapat dikatakan indah apabila baik dari segi bentuknya maupun dari segi isinya terdapat keserasian,keharmonisan yang satu dengan yang lainnya. Apabila seseorang dapat mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta menikmati keindahannya.
2.2. Norma-norma Membaca Sastra
Agar suatu karya tersubut dapat dikatakan indah maka diperlukan norma-norma yang harus dipatuhi. Norma-norma tersebut sebagai berikut:
1)      Norma-norma estetis
      Apresiasi terhadap suatu karya sastra bukan saja sikap intelek manusia saja tetapi juga spirit serta emosi diri sendiri atau norma-norma tersebut dapat membantu kita dalam menentukan kualitas-kualitas yang membuatnya menjadi suatu karya sastra yang bermanfaat serta dapat menarik perhatian.
      Suatu karya sastra dikatakan dapat memenuhi tuntutan estetis kalau karya sastra itu:
a). Karya itu dapat menghidupkan ilmu pengetahuan kita.
b). Karya itu dapat membuat kita dapat hidup lebih lama dan kaya akan pengetahuan.
c). Karya itu membaca kita untuk lebih akrab dengan kebudayaan.

2)      Norma-norma sastra
Karya-karya kreatif agung dunia mengandung kualitas tertentu. Suatu karya kreatif dapat dianggap dan diakui sebagai suatu karya seni kalau:
a). Karya itu membuat kita merealisasi beberapa kebenaran mengenai dunia sekitar kita.
b). Karya itu bebas dan tidak terikat pada waktu dan tempat.
c). Karya itu memberikan sumbangan pada kenikmatan kita.
d). Karya itu merupakan suatu yang indah.

3)      Norma-norma moral
Suatu karya menampilkan tokoh yang bermoral sangat menusuk hati dan menyerang kesopanan manusia yang normal, maka karya itu tidak berhak masuk pada pandangan dan fisik kita.

4)      Norma-norma kritis
      Norma ini merupakan norma yang digunakan untuk membuktikan bahwa karya sastra itu mempunyai norma atau standar-standar tertentu yang dapat digunakan untuk menyaksikan bahwa ide-ide yang digunakan dalam karya sastra itu bukanlah ide yang merugikan.

.   2.3. Bahasa ilmiah dan Bahasa Sastra
Perbedaan antara bahasa ilmiah dengan bahasa sastra adalah:
Bahasa ilmiah           
Bahasa yang pada umunya bersifat denotatif, biasanya digunakan untuk laporan-laporan penelitian, dalam bidang kimia  dan fisika , karena itu merupakan fakta, bukan perasaan.
Bahasa sastra
Bahasa yang pada umumnya bersifat konotatif , biasanya terdapat pada cerpen, puisi dan pidato karena tulisan-tulisan seperti itu biasanya mengharapkan hal-hal yang berhubungan dengan emosi.

2.4.   Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang terdapat dalam suatu karya sastra mencakup tiga hal yaitu:
1). Gaya bahasa yang sama-sama membuat komperasi atau pertandingan tetapi dengan cara berbeda.
      a). Jenis gaya bahasa yang pertandingannya paling singkat, padat dan tersusun rapi.
      Contoh:
                        Jinak-jinak merpati
                        Memburu untung
                        Ditimpa celaka

            Gaya bahasa kesamaan adalah suatu komperasi antara dua hal yang pada dasarnya tidak sama, mungkin saja secara menyolok sama dalam beberapa hal, yang menjelaskan maksud utama penulis.
      Contoh:
      Pendiam
      Mereka terlihat bak batu negeri yang tandus
      Pendek
      Para gembala sadeni adalah orang-orang yang asli
2). Hubungan
            Sinekdone dan metonomia merupakan gaya bahasa yang saling berhubungan. Sinekdone memberi nama pada suatu bagian apabila yang dimaksud adalah keseluruhan. Metonomia adalah keseluruhan pengganti sebagian.
      Contoh:
                        Berjuta-juta
                        Tangan-tangan
                        ABRI
3). Pernyataan
      Pernyataan mencakup tiga bagian:
a). Pernyataan yang berlebihan (hiperbola)
                  Gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebihan dengan maksud memberikan penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruh.
b). Di kecilkan (litotes)
                  Gaya bahasa yang mengandung pertanyaan yang dikecilkan, dikarangkan dari pernyataan sebenarnya.
      Contoh:
      H.B. jasin bukan kritikus jalanan
      Mohamed Ali bukanlah petinju yang jelek
c). Ironi
                  gaya Bahasa yang mengaplikasikan sesuatu yang berbeda bahkan ada yang bertentangan dari hal yang sebenarnya.

























BAB III
SIMPULAN

3.1. Simpulan
Dari penjelasan dan uraian diatas maka dapat disumpulkan bahwa:
Membaca akan menarik apabila rangkaian kata dalam sebuah buku itu indah. dapat dikatakan suatu karya sastra yang indah pun harus mengikuti norma-norma yang ada, yaitu:
  1. Norma Estetis
  2. Norma Sastra
  3. Norma Moral
  4. Norma Kritis
Dalam sebuah buku pun yang menarik perhatian adalah dari segi bahasanya. Ada bahasa ilmiah dan bahasa sastra. Bahasa ilmiah lebih bersifat denotatif sedangkan bahasa sastra bersifat konotatif.
Dengan adanya pengenalan serta pemahaman sejumlah gaya bahasa, kita akan lebih mantap lagi menikmati keindahan gaya sastra tersebut. Hal-hal yang termasuk kedalamnya antara lain:
a)      Perbandingan, yang mencakup metafora, kesamaan, dari analogi;
b)      Hubungan, yang mencakup metoninia, dan sinekdoke;
c)      Pernyataan, yang mencakup hiperbola, lilotes dan ironi;
           



DAFTAR PUSTAKA


Tarigan; Henry Guntur 1979 : Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.




                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar