Pengertian menyimak
Menyimak adalah bagian yang
esensial atau mendasar yang berasal dari hasil penafsiran
dari apa yang telah terfikirkan oleh manusia. Menyimak adalah mendengar
secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra
Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Dalam buku Tarigan “Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami
makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan”. (Tarigan: 1983).
2.2. Tujuan Menyimak
Menurut Logan (dalam Tarigan
1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
- Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
- Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
- Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
- Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
- Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
- Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
- Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
- Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif
Tahap-tahap menyimak
Ruth G. Strickland menyimpulkan adanya sembilan tahapan menyimak, mulai
dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh.
Kesembilan tahapan itu antara lain adalah sebagai berikut :
- Menyimak Berkala, menyimak yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
- Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapatkan gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
- Setengah menyimak, karena sering merasa terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpedam dalam hati anak.
- Menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
- Menyimak sekali-sekali, perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lainnya, hanya menyimak yang menarik hati saja.
- Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan pembicara.
- Menyimak dengan reaksi berkala, terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
- Menyimak dengan seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti sang pembicara.
- Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan apa yang disampaikan oleh pembicara.
Proses-proses menyimak
Mendengar tidaklah
sama dengan menyimak. Mendengar mengacu pada mengindera pesan yang diucapkan
dari sumbernya, sedangkan menyimak merupakan proses komunikasi yang sangat
kompleks. Proses menyimak akan disebut berhasil jika pesan yang dimaksud
oleh pembicara sampai pada menyebabkan putusnya komunikasi dan terjadi salah
paham sehingga dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu, jika hal tersebut
tidak ingin terjadi maka dapat di pahami tahap-tahap yang terjadi dalam proses
kegiatan menyimak.
1. Tahap mendengar (hearing)
Tahap mendengar yaitu tahap dimana kita baru mendengar segala
sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara atas apa yang pembicara bicarakan. Ini
merupakan tahap paling awal dari proses menyimak. Pada tahapan ini disebut hearing.
2. Tahap memahami (understanding)
Tahap Memahami yaitu tahap bagi kita untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh
pembicara. Pada tahap ini kita memasuki tahap understanding.
3. Tahap menginterpretasi (interpreting)
Tahap Menginterpretasi yaitu tahap
ketika kita ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir
pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dalam hal ini berarti
kita sudah memasuki tahap interpreting.
4. Tahap mengevaluasi (evaluating)
Tahap Mengevaluasi yaitu tahap
dimana kita mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara
mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan keunggulan pembicara. Pada
tahap ini disebut evaluating.
5. Tahap menanggapi (responding)
Tahap Menanggapi yaitu tahap yang
terakhir dalam proses menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap
serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran
atau pembicaraanya. Pada tahap ini berarti kita sudah melalui tahap terakhir
yang disebut tahap menanggapi (responding).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar