Jumat, 22 Mei 2015

hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimak



Pengertian menyimak
Menyimak  adalah bagian yang esensial atau mendasar yang berasal dari hasil penafsiran dari apa yang telah terfikirkan oleh manusia. Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995: 18). Dalam buku Tarigan “Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983).
2.2. Tujuan Menyimak
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
  1. Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
  2. Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
  3. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
  4. Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
  5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
  6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar  penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
  7. Menyimak untuk memecahkan masalah  secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
  8. Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif

 Tahap-tahap menyimak
Ruth G. Strickland menyimpulkan adanya sembilan tahapan menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahapan itu antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Menyimak Berkala, menyimak yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
  2. Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapatkan gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan.
  3. Setengah menyimak, karena sering merasa terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpedam dalam hati anak.
  4. Menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
  5. Menyimak sekali-sekali, perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lainnya, hanya menyimak yang menarik hati saja.
  6. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan pembicara.
  7. Menyimak dengan reaksi berkala, terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
  8. Menyimak dengan seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti sang pembicara.
  9. Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan apa yang disampaikan oleh pembicara.
 Proses-proses menyimak
Mendengar tidaklah sama dengan menyimak. Mendengar mengacu pada mengindera pesan yang diucapkan dari sumbernya, sedangkan menyimak merupakan proses komunikasi yang sangat kompleks. Proses menyimak akan disebut berhasil  jika pesan yang dimaksud oleh pembicara sampai pada menyebabkan putusnya komunikasi dan terjadi salah paham sehingga dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu, jika hal tersebut tidak ingin terjadi maka dapat di pahami tahap-tahap yang terjadi dalam proses kegiatan menyimak.

1.      Tahap mendengar (hearing)
Tahap mendengar yaitu tahap dimana kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara atas apa yang pembicara bicarakan. Ini merupakan tahap paling awal dari proses menyimak. Pada tahapan ini disebut hearing.
2.      Tahap memahami (understanding)
Tahap Memahami yaitu tahap bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara. Pada tahap ini kita memasuki tahap understanding.
3.      Tahap menginterpretasi (interpreting)
Tahap Menginterpretasi yaitu tahap ketika kita ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dalam hal ini berarti kita sudah memasuki tahap interpreting.
4.       Tahap mengevaluasi (evaluating)
Tahap Mengevaluasi yaitu tahap dimana kita mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan keunggulan pembicara. Pada tahap ini disebut evaluating.
5.      Tahap menanggapi (responding)
Tahap Menanggapi yaitu tahap yang terakhir dalam proses menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraanya. Pada tahap ini berarti kita sudah melalui tahap terakhir yang disebut tahap menanggapi (responding).









Tidak ada komentar:

Posting Komentar