Kamis, 21 Mei 2015

Psikologi Pendidikan (Perasaan,Cinta, Emosi)



BAB  II
PEMBAHASAN MATERI

A.    Perasaan 
1.       Pengertian Perasaan
        Perasaan adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah suatu fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang.
        Sementara menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan negatif. Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua arti. Di tinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar. Dalam psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap sesuatu hal. Makna penilaian ini tampak misalnya “ Saya rasa nanti sore hari akan hujan”. 
        Meskipun perasaan selalu bersifat subjektif  dan temporer, tetapi perasaan-perasaan tertentu muncul dari suatu kebiasaan. Rasa senang terhadap makanan, pakaian, peralatan, perilaku tertentu muncul dari kebiasaan. Perasaan senang atau tidak sedang terhadap suatu objek yang telah menetap dan berakar membentuk suatu sikap dan adat istiadat.



2.      Tiga Dimensi Perasaan Menurut Wundt
         Menurut W. Wundt perasaan tidak hanya dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang, melainkan masih dapat dilihat dari dimensi lain. Memang salah satu segi perasaan itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang pertama. Disamping itu, masih terdapat dimensi lain yaitu perasaan itu dapat dialami sebagai suatu hal yang “excited”atau sebagai “inert feeling”, hal ini olehWundt digunakan sebagai dimensi yang kedua. Sesuatu perasaan yang dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan yang menampak, misalnya orang menari-nari karena gembira sekali sehabis menerima uang banyak atau lulus ujian, tetapi adapula sekalipun ia menerima uang banyak atau lulus ujian dan mengalami sesuatu perasaan, tetapi ia tetap tenang saja tanpa adanya perbuatan atau tingkah laku yang menampak seperti pada orang yang pertama. Disamping itu, masih adanya dimensi lain yang digunakan sebagai dimensi yang ketiga yaitu “expextancy” dan “ release feeling”. Suatu perasaan dapat dialami oleh individu sebagai suatu yang masih dalam penghargaan. Ada pula perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau keadaan itu telah nyata terjadi atau telah “release” (Woodworth & Marquis, 1957).
Stren juga membedakan perasaan dalam tiga golongan, yaitu:
a.    perasaan presens, yaitu yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang dihadapi. Hal ini berhubungan dengan situasi yamg aktual.
b.   perasan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan kedepan dalam kejadian-kejadian yang akan dating, jadi masih dalam pengharapan.
c.    perasaan yang berhubungan dengan waktu yang telah lalu, atau melihat kebelakang yang telah terjadi. Misalnya, orang merasa sedih karena terinagat pada waktu zaman keemasannya beberapa tahun yang lampau (Kohnstamm, Bigot, dan Palland, 1950)

3.         Macam-macam Perasaan
a.    Perasaan jasmani atau biologis
1)      Perasaan keindraan : perasaan yang berhubungan dengan pancaindra.
   misalnya : asam, asin, pahit, manis, yang berhubungan dengan bau, dan  
    sebagainya. Juga termasuk dalam hal ini perasaan lapar, haus, sakit, lelah,
   dan sebagainya.
2)      Perasaan vital : berhubungan dengan keadaan jasmani. Seperti lemas, asin, sedap, manis, dan lain sebagainya.
3)      Perasaan tanggapan : berhubungan dengan keadaan yang pernah dialami (kenangan)
4)      Perasaan insting : berhubungan dengan insting atau naluri
     
b.   Perasaan Rohaniah
1)      Perasaan Intelektual
Perasaan ini merupakan jenis perasaan yang timbul atau menyertai perasaan intelektual, yaitu perasaan yang timbul bila orang dapat memecahkan suatu soal, atau mendapatkan hal-hal yang baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya.
2)      Perasaan Kesusilaan
Perasaan ini timbul kalau orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk menurut norma kesusilaan. Hal-hal yang baik akan menimbulkan perasaan yang positif, sedangkan hal-hal yang buruk akan menimbulkan perasaan yang negatif. Jadi orang akan mengalami perasaan yang positif kalau ia berbuat baik, demikian  sebaliknya ia akan mengalami perasaan yang negatif kalau berbuat jelek.
3)      Perasaan Keindahan
Perasaan ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang indah atau jelek. Yang indah menimbulkan perasaan positif, yang jelek menimbulkan perasaan negatif.
4)      Perasaan Kemasyarakatan
Perasaan ini timbul dengan hubungan dengan orang lain. Kalau orang mengikuti keadaan orang lain, adanya perasaan yang menyertainya. Perasaan dapat bermacam-macam coraknya, misalnya benci atau antipati, senang atau simpati. Perasaan senang adalah merupakan perasaan yang positif, kebencian merupakan perasaan yang negatif.  Perasaan kebangsaan merupakan perasaan kemasyarakatan juga.
5)      Perasaan Harga Diri
Perasaan ini merupakan perasaan yang menyertai harga diri seseorang. Perasaan ini dapat positif, yaitu timbul kalau orang mendapatkan penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan harga diri lebih. Tetapi perasaan ini juga dapat bersifat negatif yaitu bila orang mendapatkan kekecewaan. Ini dapat menimbulkan rasa harga diri kurang.
6)      Perasaan Ke Tuhanan.
Perasaan ini menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat yang serba sempurna. Perasaan  percaya ini akan membawa seseorang untuk berbuat baik, berbuat soleh.

4.         Ciri-ciri perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi.
memiliki ciri-ciri, yaitu:
a.    Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
1)      Perasaan gembira saat menonton pertandingan sepakbola karena tim
    sepakbola favoritnya menang.
2)      Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena
    memikirkan trauma masa lalu.
b.   Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
1)      Seorang mahasiswa perasaannya senang karena nilai ujiannya baik.
2)      Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen yang cara mengajarnya tidak jelas.


5.         Fungsi Perasaan
a.    Jenis perasaan mempunyai pengaruh  yang besar kepada setiap perbuatan dan kemauan kita.
b.   Perasaan itu cepat dan menular.guru yang mempunyai stemming dasar lincah, gembira, memiliki banyak humor dan simpatik, akan memberikan pengaruh pada pendidikan yang menguntungkan.
c.    Menyangkut perasaan indriawi seperti panas, dingin, sejuk, sedap, dan lain-lain, juga perasaan vital (senang, bahagia, sedih, dan lain-lain.), perlu dilakukan pembiasan, demi pengembangan kepribadian.
d.   Disekolah dan dirumah seyogianya ditumbuhkan perasaan intelektual ini, dalam upaya untuk mebangkitkan kesenangan (hobby) belajar.

6.         Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya perasaan
a.    Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan. Contoh:
1)      Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitive dibandingkan orang sehat.
2)      Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
b.   Struktur kepribadian individu dalam mengalami suatu perasaan. Contoh:
1)      Individu yang kepribadiannya mudah marah.
2)      Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitif.
3)      Kepribadiannya peramah biasanya perasaanya halus.
c.    Keadaan temporer pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan di banding orang yang normal.
  
7.         Perbedaan antara merasa, mengetahui, dan gerakan motorik
Ada tiga aspek prilaku individu, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Perasaan atau merasa merupakan salah satu dari aspek afektif, mengetahui merupakan aspek kognitif dan gerakan motorik merupakan aspek motorik. Ketiganya merupakan hal yang berbeda tapi saling berkaitan.
a.    Dengan metode reaksi. Metode ini digunakan untuk mengetahui perasaan seseorang dengan cara mengetahui gejala fisiknya, dengan cara diberi perangsang kemudian reaksinya diukur (misalnya) dengan kimograf. Metode ini berdasarkan kepada adanya hubungan erat jiwa dan raga. Misalnya orang yang sedang marah, mukanya merah, detak jantungnya cepat, terengah-engah, dan lain sebagainya.
b.   Dengan metode introspeksi. Ini lebih sulit dibandingkan dengan metode pertama, tetapi bisa dilakukan. Yaitu dengan jalan orang yang sudah atau baru saja reda dari keparahannya, disuruh melukiskan apa yang terjadi sewaktu ia marah, secara jujur dan teliti. Bila penguasaan itu ditepati, maka introspeksi adalah metode yang lebih baik.

8.         Simpati dan Empati
a.    Simpati ialah Sesuatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang sedang dirasakan orang lain.
Dengan kata lain, suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan sesuatu yang sedang dirasakan oleh orang lain. Simpati dapat timbul karena persamaan cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari daerah yang sama, dan sebagainya. Gejala perasaan yang berlawanan dengan simpati ialah antipati. Gejala perasaan ini menunjukna ketidaksenangan kepada orang lain. Ketidaksenangan ini dapat berujud suatu kebencian. Dari kebincian ini terdapat unsur berlawanan atau bermusuhan. Antipasti ini timbul karena bermacam-macam sebab seperti halnya sempati.
b.   Empati ialah sesuatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain andai kata dia dalam situasi orang lain tersebut.Karena empati, orang mengunakan perasaannya dengan effektif dalam situasi orang lain, didorong oleh emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang dilakukan orang lain.



9.         Nilai Perasaan
a.    Nilai perasaan bagi manusia pada umumnya:
1)      Dengan perasaan, kita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitar kita, tubuh kita, dan lain sebagainya.
2)      Dengan perasaan, kita dapat ikut merasakan atau mengalami, apa yang dirasakan atau dialami oleh orang lain, meski pada jaman lampau atau ditempat yang jauh sekalipun.
3)      Dengan perasaan, manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain.

b.   Nilai perasaan di dalam pendidikan:
1)      Perasaan dapat membawa manusia kearah kebaikan dan keburukan. Jadi dapatlah anak manusia dididik.
2)      Perasaan-perasaan rohaniah dapat menimbulkan kebahagiaan bagi manusia.
3)      Janganlah kita bercerita tentang sesuatu yang menakautkan atau dapat menimbulkan rasa giris. Gantilah cerita semacam itu dengan cerita yang menyenangkan atau cerita-cerita pahlawan.
4)      Hindarkanlah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa rendah dan jahat kepada anak-anak, sekalipun hanya dengan kata-kata.
5)      Kalau pendidik dapat mdengan baik menanamkan rasa intelek, maka anak akan rasa diri positif, tapi tidak sombong.
     
B.     EMOSI
1.         Pengertian Emosi
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi, dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

2.         Macam-macam Emosi
a.    Takut:
Emosi ini cenderung atau sering disebabkan oleh situasi sosial tertentu, biasanya kondisi ketakutan pada suatu obyek yang nyata. Misalnya, takut berada di tempat yang gelap atau sepi.
b.   Khawatir:
Khawatir ini merupakan bentuk ketakutan, tetapi lebih bersifat imajiner atau khayalan. Dalam pikiran dan keyakinan kita diyakini konkret keberadaannya. Kekhawatiran muncul kalau intensitas ketakutan meningkat. Misalnya, khawatir kalau kita tidak berhasil melakukan sesuatu atau tidak lulus ujian.
c.    Marah:
Marah bersifat sosial dan biasanya terjadi jika mendapat perlakukan tidak adil atau tidak menyenangkan dalam interaksi sosial. Marah membuat kita menjadi tertekan. Saat kita marah denyut jantung kita bertambah cepat dan tekanan darah naik. Napas pun tersengal dan pendek, otot menegang.
d.   Kesal:
Kesal terjadi kalau kita merasa terganggu, tetapi tidak sampai menimbulkan kemarahan dan cenderung tidak menimbulkan tekanan bagi kita. Kebal akan muncul berkaitan dengan hubungan antarpribadi, misalnya kita kebal melihat tingkah teman atau si pacar yang enggak perhatian.
e.    Frustrasi:
Frustrasi merupakan keadaan saat individu mengalami hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannnya, terutama bila hambatan tersebut muncul dari dirinya sendiri. Konsekuensi frustrasi dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Kita dianggap mampu memberikan respons positif terhadap rasa frustrasi kalau mampu memahami sumber-sumber frustrasi dengan logis. Namun, reaksi yang negatif juga dapat muncul dalam bentuk agresi fisik dan verbal, pengalihan kemarahan pada obyek lain serta penghindaran terhadap sumber persoalan atau realitas hidupnya.
f.    Cemburu:
Cemburu adalah suatu keadaan ketakutan yang diliputi kemarahan. Perasaan ini muncul didasarkan perasaan tidak aman dan takut status atau posisi kita yang sangat berarti bagi diri kita akan digantikan oleh orang lain. Yang paling sering kita alami adalah cemburu kalau melihat cowok atau cewek kita dekat sama orang lain atau sahabat kita mulai dekat dengan teman lain.
g.   Iri Hati:
Emosi ini ditunjukkan pada orang tertentu atau benda yang dimiliki orang lain. Hal ini bisa menjadi hal yang berat bagi kita karena berkaitan dengan materi yang juga menunjukkan status sosial. Misalnya, kita iri karena melihat si A lebih cantik, kaya, populer daripada kita.
h.   Dukacita:
Dukacita merupakan perasaan galau atau depresi yang tidak terlalu berat, tetapi mengganggu individu. Keadaan ini terjadi bila kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat berarti buat kita. Kalau dialami dalam waktu yang panjang dan berlebihan akan menyebabkan kerusakan fisik dan psikis yang cukup serius hingga depresi.
i.     Afeksi atau Sayang:
Afeksi adalah keadaan emosi yang menyenangkan dan obyeknya lebih luas, memiliki intensitas yang tidak terlalau kuat (tidak sekuat cinta), dan berkaitan dengan rasa ingin dimiliki dan dicintai.
j.     Bahagia:
   Perasaan ini dihayati secara berbeda-beda oleh setiap individu. Bahagia muncul karena remaja mampu menyesuaikan diri dengan baik pada suatu situasi, sukses dan memperoleh keberhasilan yang lebih baik dari orang lain atau berasal dari terlepasnya energi emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
k.   Cemas
   Kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan
l.     Permusuhan
   Proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Permusuhan atau konflik diawali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius sehingga sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Sebenaranya konflik dapa sangat wajar terjadi dalam sebuah interaksi sosial.
m. Rasa bersalah
   Rasa bersalah datang ketika seseorang telah memahami mengenai mana benar dan salah. Rasa bersalah timbul ketika individu terlibat dalam tindakan melanggar hukum.

3.         Ciri-ciri  Emosi
a.    Pengalaman emosional bersifat pribadi.
Kehidupan emosional seorang individu tumbuh dari pengalaman emosionalnya sendiri.
Pengalaman emosional ini sangat subjektif dan bersifat pribadi, berbeda antara seorang individu dengan individu lainnya. Ada perangsang tertentu yang secara umum menimbulkan rangsangan semosional yang sama kepada individu, seperti rasa takut terhadap binatang buas, api dan sebagainya.
b.   Adanya perubahan aspek jasmaniah.
Pada waktu individu menghayati suatu emosi, maka terjadi beberapa perubahan pada aspek jasmaniah.
c.    Emosi yang diekspresikan dalm perilaku
Emosi yang dihayati oleh seseorang di ekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman wajah dan suara atau bahasa. Seseorang yang mengalami masa takut atau marah, akan dilihat dalam gerak-gerik tubuhnya, tetapi akan lebih jelas nampak pada roman wajahnya.
d.   Emosi sebagai motif
Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan. Seseorang yang sedang marah mungkin ingin memukul seseorang yang merangsang amarahnya.

4.         Faktor-faktor yang  mempengaruhi perkembangan emosi
a.    Keturunan, yang merupakan kebiasaan-kebiasaan individu yang merupakan faktor penentu sensitivitas, sistem syaraf, respon dalam diri, dan pola leburan reaksi dalam diri.
b.   Kematangan juga memepengaruhi perkembanagan emosional, terutama sebelum respon emosional tampak ke permukaaan. Organ –organ syaraf yang matang akan dapat mempersepsi rangsangan dengan jelas. Demikian pula proses cerebral harus matang, sebelum emosi menjadi suatu pengalaman yang tampak.
c.    Kesukacitaan, yang umumnya ada pada masa seorang individu masih bayi. Setelah umur tiga bulan perbedaan-perbedaan emosi suka cita ini mulai tampak. Berawal dari masa suka cita tersebut, emosi berkembang menuju kematangan dan belajar, reaksi-reaksi tersebut makin hari makin berkembang ke arah yang lebih spesifik, dan beragam.
d.   Stimulus dari luar yang menimbulkan reaksi emosional, ketepatan dalam memeberikan reaksi, dan tingkah laku seseorang, merupakan hasil belajar ini artinya perkembangan emosional sesorang juga ditentukan oleh sebab-sebab belajar.

5.         Fungsi emosi
a.    Emosi adalah pembangkit energy(energizer).
Tanpa emosi, kita tidak sadar bahkan dapat dikatakan mati. Hidup ini berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energy kita; marah menggerakan kita untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk menjauh atau lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.

b.   Emosi adalah pembawa informasi(messenger).
Bagaimana keadaan diri kita dapat diketahui dari emosi yang sedang menguasai tubuh kita ini. Jika marah,kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang orang lain atau suatu objek tertentu; sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi; bahagia berarti mendapatkan sesuatu yang kita senangi; atau berhasil menghindari sesuatu yang kita benci.
c.    Emosi bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intarpersonal, namun juga informasi dalam komunikasi interpersonal. Berbagai penelitian membuktikan bahwa ungkapan bahwa ungkapan emosi dapat dipahami secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa pembicaraan yang menyertakan seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih hidup, dinamis, dan lebih meyakinkan.
d.   Emosi juga merupakan sumber informasi dari tentang keberhasilan kita.
Kita mendambakan kesehatan dan mengetahui ketika kita merasa sehat  walafiat. Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita meraakana kenikmatan estetis dalam diri kita.

6.         Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam berbagai aktivitas pada bayi yang baru lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi pada manusia adalah kemampuan yang harus dipelajari, oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap konteks perlu diajarkan pada anak-anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya.
a.    Spontanitas dan pengendalian
Anak pada umumnya sangat spontan dalam menyatakan emosinya, tetapi karena pengaruh kebudayaan individu dituntut harus dapat mengendalikan ekspresi emosinya.
b.   Konstruktif dan Perkembangan
Karena faktor kebudayaan tidak semua rangsangan emosional dapat dinyatakan sebagaimana keinginan individu. Ekspresi emosi yang dapat diterima masyarakat dapat dinyatakan sesuai dengan keinginan individu, tetepi yang negatif atau ditolak masyarakat perlu ditahan dan ditekan.
c.    Ekspresi langsung atau tersembunyi
Emosi-emosi yang memiliki intensitas tinggi seperti benci, permusuhan dan lain sebagainya mungkin dapat dinyatakan secara langsung, mungkin juga tidak. Pada umumnya emosi-emosi demikian, bukan hanya ditahan atau ditekan, tetapi disembunyikan. Penekanan emosi -emosi ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan, entah secara fisik ataupun psikis.

C.    CINTA
1.         Pengertian cinta
        Cinta adalah perasaan yang lahir dari hati seseorang , timbul dengan sendirinya, tidak melihat waktu dan usia, suatu asa untuk ingin menyayangi dan memiliki, seperti perasaan cinta ibu kepada anak nya, perasaan cinta tuhan kepada umat nya yang bertaqwa. Cinta yang tulus akan menimbulkan nilai-nilai kejiwaan yang selalu tulus dan berserah.
        Definisi Cinta menurut W. J. S. Poerwadarminta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan definisi kasih menurut beliau adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan.  Jadi kalau disimpulkan cinta kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
        Pengertian cinta juga dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, beliau mengatakan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Yang dimaksud dengan keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi, panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan panggilan nama atau sayang. Sedangkan kemesraan adalah rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau tidak bertemu, adanya ungkapan-ungkapan sayang.

2.         Macam-macam cinta
        Dengan mengutip dari Erich Fromm, Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengetengahkan  lima macam cinta yang berbeda, yaitu: cinta sahabat, cinta orang tua, cinta erotik, cinta diri sendiri, dan cinta Tuhan.
a.          Cinta sahabat atau persaudaraan, adalah cinta yang paling dasar dan umum.
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain. Kehidupan kelompok, kebersamaan, interaksi sosial merupakan kebutuhan dasar dari individu. Untuk membentuk kehidupan bersama, kehidupan kelompok, dan interaksi sosial yang baik perlu didasari oleh rasa senang, rasa bersahabat, rasa cinta dari individu ke individu yang lainnya.
b.         Cinta orang tua (cinta ibu atau ayah) kepada anak. Cinta ini cinta murni,   
sebab tanpa didasari pamrih atau imbalan apapun, cinta orang tua benar-benar ditujukan bagi kepentingan anaknya. Cinta orang yang tulus (unconditional parental love) menjadi dasar bagi pembentukan inti harga diri (core of self esteem) anak (Buss, 1973)
c.          Cinta erotik  merupakan cinta antara jenis kelamin yang berbeda, antara pria dengan wanita. Cinta ini disebut cinta erotik karena mengandung dorongan-dorongan erotik atau seksual. Pada umumnya, perasaan cinta ini muncul dalam diri seseorang bersamaan dengan munculnya hormon seksual pada saat memasuki masa remaja awal. Jika perasaan cinta ini tidak terkendalikan dengan baik justru akan dapat menimbulkan berbagai bentuk penyimpangan perilaku seksual.
d.         Cinta diri sendiri. Manusia adalah makhluk yang bisa bertindak sebagai subjek dan juga sebagai objek. Berkenaan dengan masalah cinta, objek cintanya bisa dirinya sendiri. Kecintaaan terhadap diri sendiri yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan mentalnya, dengan apa yang disebut narcisisme.
e.          Cinta Tuhan merupakan manifestasi dari hubungan manusia dengan yang ghaib, yaitu yang menciptakannya. Cinta Tuhan lahir dari keyakinan agamanya, dan akan Tuhannya yang menentukan segala kehidupannya. Cinta Tuhan juga merupakan manifestasi dari kesediaan makhluk untuk berbakti kepada-Nya.

3.         Ciri-ciri cinta
a.          Cinta melibatkan rasa empati. Seseorang yang mencintai berusaha memasuki perasaan dari orang yang dicintainya.
b.         Orang yang mencintai sangat memperhatikan kebahagiaan, kesejahteraan dan perkembangan dari orang yang dicintainya.
c.          Orang yang mencintai menemukan rasa senang, dan hal ini menjadi sumber bagi peningkatan kebahagiaan, kesejahteraan, dan perkembangan dirinya.
d.         Orang yang mencintai melakukan berbagai upaya dan turut membantu orang yang dicintai untuk mendapatkan kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemajuan.

1 komentar: