BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A.
Perasaan
1.
Pengertian Perasaan
Perasaan
adalah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif, untuk
merasakan senang atau tidak senang dan yang tidak bergantung kepada perangsang
dan alat-alat indra. Sedangkan menurut Prof. Hukstra, perasaan adalah suatu
fungsi jiwa yang dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa
senang dan tidak senang.
Sementara
menurut Koentjaraningrat perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia
yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif dan
negatif. Selain itu dalam pandangan Dirganusa, Perasaan (feeling) mempunyai dua
arti. Di tinjau secara fisiologis, perasaan adalah pengindraan, sehingga
merupakan salah satu fungsi tubuh untuk mengadakan kontak dengan dunia luar.
Dalam psikologis, perasaan mempunyai fungsi menilai, yaitu penilaian terhadap
sesuatu hal. Makna penilaian ini tampak misalnya “ Saya rasa nanti sore hari
akan hujan”.
Meskipun
perasaan selalu bersifat subjektif dan
temporer, tetapi perasaan-perasaan tertentu muncul dari suatu kebiasaan. Rasa
senang terhadap makanan, pakaian, peralatan, perilaku tertentu muncul dari
kebiasaan. Perasaan senang atau tidak sedang terhadap suatu objek yang telah
menetap dan berakar membentuk suatu sikap dan adat istiadat.
2.
Tiga Dimensi Perasaan Menurut Wundt
Menurut
W. Wundt perasaan tidak hanya dialami oleh individu sebagai perasaan senang
atau tidak senang, melainkan masih dapat dilihat dari dimensi lain. Memang
salah satu segi perasaan itu dialami sebagai perasaan yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan. Hal ini dinyatakan oleh Wundt sebagai dimensi yang pertama.
Disamping itu, masih terdapat dimensi lain yaitu perasaan itu dapat dialami
sebagai suatu hal yang “excited”atau sebagai “inert feeling”, hal
ini olehWundt digunakan sebagai dimensi yang kedua. Sesuatu perasaan yang
dialami oleh individu itu dapat disertai tingkah laku perbuatan yang menampak,
misalnya orang menari-nari karena gembira sekali sehabis menerima uang banyak
atau lulus ujian, tetapi adapula sekalipun ia menerima uang banyak atau lulus
ujian dan mengalami sesuatu perasaan, tetapi ia tetap tenang saja tanpa adanya
perbuatan atau tingkah laku yang menampak seperti pada orang yang pertama.
Disamping itu, masih adanya dimensi lain yang digunakan sebagai dimensi yang
ketiga yaitu “expextancy” dan “ release feeling”. Suatu
perasaan dapat dialami oleh individu sebagai suatu yang masih dalam
penghargaan. Ada pula perasaan yang dialami individu karena peristiwa atau
keadaan itu telah nyata terjadi atau telah “release” (Woodworth
& Marquis, 1957).
Stren
juga membedakan perasaan dalam tiga golongan, yaitu:
a.
perasaan
presens, yaitu
yang bersangkutan dengan keadaan-keadaan sekarang yang dihadapi. Hal ini berhubungan
dengan situasi yamg aktual.
b.
perasan
yang menjangkau maju, merupakan jangkauan kedepan dalam kejadian-kejadian yang
akan dating, jadi masih dalam pengharapan.
c.
perasaan
yang berhubungan dengan waktu yang telah lalu, atau melihat kebelakang yang
telah terjadi. Misalnya, orang merasa sedih karena terinagat pada waktu zaman
keemasannya beberapa tahun yang lampau (Kohnstamm, Bigot, dan Palland, 1950)
3.
Macam-macam
Perasaan
a.
Perasaan
jasmani atau biologis
1)
Perasaan
keindraan : perasaan yang berhubungan dengan pancaindra.
misalnya : asam, asin, pahit, manis, yang berhubungan dengan bau,
dan
sebagainya.
Juga termasuk dalam hal ini perasaan lapar, haus, sakit, lelah,
dan
sebagainya.
2)
Perasaan
vital : berhubungan dengan keadaan jasmani. Seperti lemas, asin, sedap, manis,
dan lain sebagainya.
3)
Perasaan
tanggapan : berhubungan dengan keadaan yang pernah dialami (kenangan)
4)
Perasaan
insting : berhubungan dengan insting atau naluri
b.
Perasaan
Rohaniah
1)
Perasaan Intelektual
Perasaan ini merupakan jenis perasaan yang timbul atau
menyertai perasaan intelektual, yaitu perasaan yang timbul bila orang dapat
memecahkan suatu soal, atau mendapatkan hal-hal yang baru sebagai hasil kerja
dari segi intelektualnya.
2)
Perasaan Kesusilaan
Perasaan ini timbul kalau orang mengalami hal-hal yang
baik atau buruk menurut norma kesusilaan. Hal-hal yang baik akan menimbulkan
perasaan yang positif, sedangkan hal-hal yang buruk akan menimbulkan perasaan
yang negatif. Jadi orang akan mengalami perasaan yang positif kalau ia berbuat
baik, demikian sebaliknya ia akan mengalami perasaan yang negatif kalau
berbuat jelek.
3)
Perasaan Keindahan
Perasaan ini timbul kalau orang mengamati sesuatu yang
indah atau jelek. Yang indah menimbulkan perasaan positif, yang jelek
menimbulkan perasaan negatif.
4)
Perasaan Kemasyarakatan
Perasaan ini timbul dengan hubungan dengan orang lain.
Kalau orang mengikuti keadaan orang lain, adanya perasaan yang menyertainya.
Perasaan dapat bermacam-macam coraknya, misalnya benci atau antipati, senang
atau simpati. Perasaan senang adalah merupakan perasaan yang positif, kebencian
merupakan perasaan yang negatif. Perasaan kebangsaan merupakan perasaan
kemasyarakatan juga.
5)
Perasaan Harga Diri
Perasaan ini merupakan perasaan yang menyertai harga diri
seseorang. Perasaan ini dapat positif, yaitu timbul kalau orang mendapatkan
penghargaan terhadap dirinya. Perasaan ini dapat meningkat kepada perasaan
harga diri lebih. Tetapi perasaan ini juga dapat bersifat negatif yaitu bila
orang mendapatkan kekecewaan. Ini dapat menimbulkan rasa harga diri kurang.
6)
Perasaan Ke Tuhanan.
Perasaan ini menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang
mempunyai sifat-sifat yang serba sempurna. Perasaan percaya ini akan membawa
seseorang untuk berbuat baik, berbuat soleh.
4.
Ciri-ciri
perasaan
Setiap
individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu
keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi.
memiliki ciri-ciri, yaitu:
a.
Perasaan selalu terkait dengan gejala
kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
Contoh:
1)
Perasaan gembira saat menonton pertandingan
sepakbola karena tim
sepakbola favoritnya menang.
2)
Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah
dan takut karena
memikirkan trauma masa lalu.
b.
Perasaan dialami oleh individu sebagai
perasaan senang dan tidak senang.
Contoh:
Contoh:
1)
Seorang mahasiswa perasaannya senang karena
nilai ujiannya baik.
2)
Seorang mahasiswa tidak senang kepada dosen
yang cara mengajarnya tidak jelas.
5.
Fungsi
Perasaan
a.
Jenis perasaan
mempunyai pengaruh yang besar kepada setiap perbuatan dan kemauan
kita.
b.
Perasaan
itu cepat dan menular.guru yang mempunyai stemming dasar lincah, gembira,
memiliki banyak humor dan simpatik, akan memberikan pengaruh pada pendidikan
yang menguntungkan.
c.
Menyangkut
perasaan indriawi seperti panas, dingin, sejuk, sedap, dan lain-lain, juga
perasaan vital (senang, bahagia, sedih, dan lain-lain.), perlu dilakukan
pembiasan, demi pengembangan kepribadian.
d.
Disekolah
dan dirumah seyogianya ditumbuhkan perasaan intelektual ini, dalam upaya untuk
mebangkitkan kesenangan (hobby) belajar.
6.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya perasaan
a.
Keadaan
jasmani atau fisik individu yang bersangkutan. Contoh:
1) Perasaan individu yang sedang sakit, lebih
sensitive dibandingkan orang sehat.
2) Perasaan individu yang pendek gemuk kebal
terhadap kritik.
b. Struktur kepribadian individu dalam mengalami
suatu perasaan. Contoh:
1) Individu yang kepribadiannya mudah marah.
2) Individu yang berkepribadian introvert
memiliki perasaan yang sensitif.
3) Kepribadiannya peramah biasanya perasaanya
halus.
c.
Keadaan temporer pada diri individu atau
bergantung pada suasana hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka
terhadap perasaan di banding orang yang normal.
7.
Perbedaan
antara merasa, mengetahui, dan gerakan motorik
Ada tiga aspek prilaku individu, yaitu afektif, kognitif,
dan psikomotor. Perasaan atau merasa merupakan salah satu dari aspek afektif,
mengetahui merupakan aspek kognitif dan gerakan motorik merupakan aspek
motorik. Ketiganya merupakan hal yang berbeda tapi saling berkaitan.
a.
Dengan
metode reaksi. Metode ini digunakan untuk mengetahui perasaan seseorang dengan
cara mengetahui gejala fisiknya, dengan cara diberi perangsang kemudian
reaksinya diukur (misalnya) dengan kimograf. Metode ini berdasarkan kepada
adanya hubungan erat jiwa dan raga. Misalnya orang yang sedang marah, mukanya
merah, detak jantungnya cepat, terengah-engah, dan lain sebagainya.
b.
Dengan
metode introspeksi. Ini lebih sulit dibandingkan dengan metode pertama, tetapi
bisa dilakukan. Yaitu dengan jalan orang yang sudah atau baru saja reda dari
keparahannya, disuruh melukiskan apa yang terjadi sewaktu ia marah, secara
jujur dan teliti. Bila penguasaan itu ditepati, maka introspeksi adalah metode
yang lebih baik.
8.
Simpati
dan Empati
a.
Simpati
ialah Sesuatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan segala sesuatu yang
sedang dirasakan orang lain.
Dengan kata lain, suatu kecenderungan untuk ikut serta merasakan sesuatu
yang sedang dirasakan oleh orang lain. Simpati dapat timbul karena persamaan
cita-cita, mungkin karena penderitaan yang sama, atau karena berasal dari
daerah yang sama, dan sebagainya. Gejala perasaan yang berlawanan dengan
simpati ialah antipati. Gejala perasaan ini menunjukna ketidaksenangan kepada
orang lain. Ketidaksenangan ini dapat berujud suatu kebencian. Dari kebincian
ini terdapat unsur berlawanan atau bermusuhan. Antipasti ini timbul karena
bermacam-macam sebab seperti halnya sempati.
b.
Empati
ialah sesuatu kecenderungan untuk merasakan sesuatu yang dilakukan orang lain
andai kata dia dalam situasi orang lain tersebut.Karena empati, orang
mengunakan perasaannya dengan effektif dalam situasi orang lain, didorong oleh
emosinya seolah-olah dia ikut mengambil bagian dalam gerakan-gerakan yang
dilakukan orang lain.
9.
Nilai
Perasaan
a.
Nilai
perasaan bagi manusia pada umumnya:
1)
Dengan
perasaan, kita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitar kita, tubuh
kita, dan lain sebagainya.
2)
Dengan
perasaan, kita dapat ikut merasakan atau mengalami, apa yang dirasakan atau
dialami oleh orang lain, meski pada jaman lampau atau ditempat yang jauh
sekalipun.
3)
Dengan
perasaan, manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain.
b.
Nilai
perasaan di dalam pendidikan:
1)
Perasaan
dapat membawa manusia kearah kebaikan dan keburukan. Jadi dapatlah anak manusia
dididik.
2)
Perasaan-perasaan
rohaniah dapat menimbulkan kebahagiaan bagi manusia.
3)
Janganlah
kita bercerita tentang sesuatu yang menakautkan atau dapat menimbulkan rasa
giris. Gantilah cerita semacam itu dengan cerita yang menyenangkan atau
cerita-cerita pahlawan.
4)
Hindarkanlah
segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa rendah dan jahat kepada anak-anak,
sekalipun hanya dengan kata-kata.
5)
Kalau
pendidik dapat mdengan baik menanamkan rasa intelek, maka anak akan rasa diri
positif, tapi tidak sombong.
B. EMOSI
1.
Pengertian Emosi
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang
mempunyai intensitas yang relatif tinggi, dan menimbulkan suatu gejolak suasana
batin. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana
hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis.
2.
Macam-macam Emosi
a.
Takut:
Emosi ini cenderung atau sering disebabkan
oleh situasi sosial tertentu, biasanya kondisi ketakutan pada suatu obyek yang
nyata. Misalnya, takut berada di tempat yang gelap atau sepi.
b.
Khawatir:
Khawatir ini merupakan bentuk ketakutan,
tetapi lebih bersifat imajiner atau khayalan. Dalam pikiran dan keyakinan kita
diyakini konkret keberadaannya. Kekhawatiran muncul kalau intensitas ketakutan
meningkat. Misalnya, khawatir kalau kita tidak berhasil melakukan sesuatu atau
tidak lulus ujian.
c.
Marah:
Marah bersifat sosial dan biasanya terjadi
jika mendapat perlakukan tidak adil atau tidak menyenangkan dalam interaksi
sosial. Marah membuat kita menjadi tertekan. Saat kita marah denyut jantung
kita bertambah cepat dan tekanan darah naik. Napas pun tersengal dan pendek,
otot menegang.
d.
Kesal:
Kesal terjadi kalau kita merasa terganggu,
tetapi tidak sampai menimbulkan kemarahan dan cenderung tidak menimbulkan
tekanan bagi kita. Kebal akan muncul berkaitan dengan hubungan antarpribadi,
misalnya kita kebal melihat tingkah teman atau si pacar yang enggak perhatian.
e.
Frustrasi:
Frustrasi merupakan keadaan saat individu
mengalami hambatan-hambatan dalam pemenuhan kebutuhannnya, terutama bila
hambatan tersebut muncul dari dirinya sendiri. Konsekuensi frustrasi dapat
menimbulkan perasaan rendah diri. Kita dianggap mampu memberikan respons
positif terhadap rasa frustrasi kalau mampu memahami sumber-sumber frustrasi
dengan logis. Namun, reaksi yang negatif juga dapat muncul dalam bentuk agresi
fisik dan verbal, pengalihan kemarahan pada obyek lain serta penghindaran
terhadap sumber persoalan atau realitas hidupnya.
f.
Cemburu:
Cemburu adalah suatu keadaan ketakutan yang
diliputi kemarahan. Perasaan ini muncul didasarkan perasaan tidak aman dan
takut status atau posisi kita yang sangat berarti bagi diri kita akan
digantikan oleh orang lain. Yang paling sering kita alami adalah cemburu kalau
melihat cowok atau cewek kita dekat sama orang lain atau sahabat kita mulai
dekat dengan teman lain.
g.
Iri
Hati:
Emosi ini ditunjukkan pada orang tertentu
atau benda yang dimiliki orang lain. Hal ini bisa menjadi hal yang berat bagi
kita karena berkaitan dengan materi yang juga menunjukkan status sosial.
Misalnya, kita iri karena melihat si A lebih cantik, kaya, populer daripada
kita.
h.
Dukacita:
Dukacita merupakan perasaan galau atau
depresi yang tidak terlalu berat, tetapi mengganggu individu. Keadaan ini
terjadi bila kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat berarti buat kita.
Kalau dialami dalam waktu yang panjang dan berlebihan akan menyebabkan
kerusakan fisik dan psikis yang cukup serius hingga depresi.
i.
Afeksi
atau Sayang:
Afeksi adalah keadaan emosi yang menyenangkan
dan obyeknya lebih luas, memiliki intensitas yang tidak terlalau kuat (tidak
sekuat cinta), dan berkaitan dengan rasa ingin dimiliki dan dicintai.
j.
Bahagia:
Perasaan
ini dihayati secara berbeda-beda oleh setiap individu. Bahagia muncul karena
remaja mampu menyesuaikan diri dengan baik pada suatu situasi, sukses dan
memperoleh keberhasilan yang lebih baik dari orang lain atau berasal dari
terlepasnya energi emosional dari situasi yang menimbulkan kegelisahan dirinya.
k.
Cemas
Kecemasan merupakan reaksi emosi yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan ketakutan
l.
Permusuhan
Proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya. Permusuhan atau konflik diawali dengan adanya perbedaan atau persaingan yang serius sehingga sulit didamaikan atau ditemukan
kesamaannya. Sebenaranya konflik dapa sangat wajar terjadi dalam sebuah
interaksi sosial.
m. Rasa bersalah
Rasa bersalah datang ketika seseorang
telah memahami mengenai mana benar dan salah. Rasa
bersalah timbul ketika individu terlibat dalam tindakan
melanggar hukum.
3.
Ciri-ciri Emosi
a.
Pengalaman emosional
bersifat pribadi.
Kehidupan emosional seorang individu tumbuh dari
pengalaman emosionalnya sendiri.
Pengalaman emosional ini sangat subjektif dan bersifat
pribadi, berbeda antara seorang individu dengan individu lainnya. Ada
perangsang tertentu yang secara umum menimbulkan rangsangan semosional yang
sama kepada individu, seperti rasa takut terhadap binatang buas, api dan sebagainya.
b.
Adanya perubahan
aspek jasmaniah.
Pada waktu individu menghayati suatu emosi, maka
terjadi beberapa perubahan pada aspek jasmaniah.
c.
Emosi yang
diekspresikan dalm perilaku
Emosi yang dihayati oleh seseorang di ekspresikan
dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman wajah dan suara atau bahasa.
Seseorang yang mengalami masa takut atau marah, akan dilihat dalam gerak-gerik
tubuhnya, tetapi akan lebih jelas nampak pada roman wajahnya.
d.
Emosi sebagai motif
Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang
untuk melakukan kegiatan. Seseorang yang sedang marah mungkin ingin memukul
seseorang yang merangsang amarahnya.
4.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan emosi
a. Keturunan, yang merupakan kebiasaan-kebiasaan
individu yang merupakan faktor penentu sensitivitas, sistem syaraf, respon
dalam diri, dan pola leburan reaksi dalam diri.
b. Kematangan juga memepengaruhi perkembanagan
emosional, terutama sebelum respon emosional tampak ke permukaaan. Organ –organ
syaraf yang matang akan dapat mempersepsi rangsangan dengan jelas. Demikian
pula proses cerebral harus matang, sebelum emosi menjadi suatu pengalaman yang
tampak.
c. Kesukacitaan, yang umumnya ada pada masa
seorang individu masih bayi. Setelah umur tiga bulan perbedaan-perbedaan emosi
suka cita ini mulai tampak. Berawal dari masa suka cita tersebut, emosi
berkembang menuju kematangan dan belajar, reaksi-reaksi tersebut makin hari
makin berkembang ke arah yang lebih spesifik, dan beragam.
d. Stimulus dari luar yang menimbulkan reaksi
emosional, ketepatan dalam memeberikan reaksi, dan tingkah laku seseorang,
merupakan hasil belajar ini artinya perkembangan emosional sesorang juga
ditentukan oleh sebab-sebab belajar.
5.
Fungsi
emosi
a. Emosi
adalah pembangkit energy(energizer).
Tanpa emosi, kita tidak
sadar bahkan dapat dikatakan mati. Hidup ini berarti merasai, mengalami,
bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energy kita;
marah menggerakan kita untuk menyerang, takut menggerakkan kita untuk menjauh
atau lari, dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.
b. Emosi
adalah pembawa informasi(messenger).
Bagaimana keadaan diri kita
dapat diketahui dari emosi yang sedang menguasai tubuh kita ini. Jika
marah,kita mengetahui bahwa kita dihambat atau diserang orang lain atau suatu
objek tertentu; sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang kita senangi;
bahagia berarti mendapatkan sesuatu yang kita senangi; atau berhasil
menghindari sesuatu yang kita benci.
c. Emosi
bukan saja pembawa informasi dalam komunikasi intarpersonal, namun juga
informasi dalam komunikasi interpersonal. Berbagai penelitian membuktikan bahwa
ungkapan bahwa ungkapan emosi dapat dipahami secara universal. Dalam retorika
diketahui bahwa pembicaraan yang menyertakan seluruh emosi dalam pidato
dipandang lebih hidup, dinamis, dan lebih meyakinkan.
d. Emosi
juga merupakan sumber informasi dari tentang keberhasilan kita.
Kita mendambakan kesehatan
dan mengetahui ketika kita merasa sehat walafiat.
Kita mencari keindahan dan mengetahui bahwa kita memperolehnya ketika kita
meraakana kenikmatan estetis dalam diri kita.
6.
Perkembangan
Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional
sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional ialah
keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang
berlebih-lebihan ini tercermin dalam berbagai aktivitas pada bayi yang baru
lahir. Kemampuan mengekspresikan emosi pada manusia adalah kemampuan yang harus
dipelajari, oleh karena itu stimulasi emosi yang tepat dan akurat terhadap
konteks perlu diajarkan pada anak-anak agar mereka dapat beremosi dengan tepat
semasa berhubungan dengan dunia sekitarnya.
a. Spontanitas
dan pengendalian
Anak
pada umumnya sangat spontan dalam menyatakan emosinya, tetapi karena pengaruh
kebudayaan individu dituntut harus dapat mengendalikan ekspresi emosinya.
b. Konstruktif
dan Perkembangan
Karena
faktor kebudayaan tidak semua rangsangan emosional dapat dinyatakan sebagaimana
keinginan individu. Ekspresi emosi yang dapat diterima masyarakat dapat
dinyatakan sesuai dengan keinginan individu, tetepi yang negatif atau ditolak
masyarakat perlu ditahan dan ditekan.
c. Ekspresi
langsung atau tersembunyi
Emosi-emosi yang memiliki
intensitas tinggi seperti benci, permusuhan dan lain sebagainya mungkin dapat
dinyatakan secara langsung, mungkin juga tidak. Pada umumnya emosi-emosi
demikian, bukan hanya ditahan atau ditekan, tetapi disembunyikan. Penekanan
emosi -emosi ini dapat menimbulkan gangguan-gangguan, entah secara fisik ataupun
psikis.
C. CINTA
1.
Pengertian cinta
Cinta
adalah perasaan yang lahir dari hati seseorang , timbul dengan sendirinya,
tidak melihat waktu dan usia, suatu asa untuk ingin menyayangi dan memiliki,
seperti perasaan cinta ibu kepada anak nya, perasaan cinta tuhan kepada umat
nya yang bertaqwa. Cinta yang tulus akan menimbulkan nilai-nilai kejiwaan yang
selalu tulus dan berserah.
Definisi
Cinta menurut W. J. S. Poerwadarminta adalah rasa sangat suka (kepada) atau
(rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan definisi kasih menurut beliau adalah perasaan sayang atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Jadi kalau disimpulkan cinta
kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Pengertian
cinta juga dikemukakan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono, beliau mengatakan bahwa
cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan. Yang
dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan
dia. Yang dimaksud dengan keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak
lagi, panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu saudara digantikan dengan
panggilan nama atau sayang. Sedangkan kemesraan adalah rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa kangen kalau tidak bertemu, adanya ungkapan-ungkapan sayang.
2.
Macam-macam cinta
Dengan mengutip dari Erich Fromm, Nana
Syaodih Sukmadinata (2005) mengetengahkan lima macam cinta yang
berbeda, yaitu: cinta sahabat, cinta orang tua, cinta erotik, cinta diri
sendiri, dan cinta Tuhan.
a.
Cinta sahabat atau
persaudaraan, adalah cinta yang paling dasar dan umum.
Sebagai
makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain. Kehidupan kelompok, kebersamaan,
interaksi sosial merupakan kebutuhan dasar dari individu. Untuk membentuk
kehidupan bersama, kehidupan kelompok, dan interaksi sosial yang baik perlu
didasari oleh rasa senang, rasa bersahabat, rasa cinta dari individu ke
individu yang lainnya.
b.
Cinta orang tua
(cinta ibu atau ayah) kepada anak. Cinta ini cinta murni,
sebab
tanpa didasari pamrih atau imbalan apapun, cinta orang tua benar-benar ditujukan
bagi kepentingan anaknya. Cinta orang yang tulus (unconditional parental
love) menjadi dasar bagi pembentukan inti harga diri (core of self
esteem) anak (Buss, 1973)
c.
Cinta erotik merupakan cinta antara jenis kelamin yang
berbeda, antara pria dengan wanita. Cinta ini disebut cinta erotik karena
mengandung dorongan-dorongan erotik atau seksual. Pada umumnya, perasaan cinta
ini muncul dalam diri seseorang bersamaan dengan munculnya hormon seksual pada
saat memasuki masa remaja awal. Jika perasaan cinta ini tidak terkendalikan
dengan baik justru akan dapat menimbulkan berbagai bentuk penyimpangan perilaku
seksual.
d.
Cinta diri sendiri.
Manusia adalah makhluk yang bisa bertindak sebagai subjek dan juga sebagai
objek. Berkenaan dengan masalah cinta, objek cintanya bisa dirinya sendiri.
Kecintaaan terhadap diri sendiri yang berlebihan dapat mengakibatkan
terganggunya kesehatan mentalnya, dengan apa yang disebut narcisisme.
e.
Cinta Tuhan
merupakan manifestasi dari hubungan manusia dengan yang ghaib, yaitu yang
menciptakannya. Cinta Tuhan lahir dari keyakinan agamanya, dan akan Tuhannya
yang menentukan segala kehidupannya. Cinta Tuhan juga merupakan manifestasi
dari kesediaan makhluk untuk berbakti kepada-Nya.
3.
Ciri-ciri cinta
a.
Cinta melibatkan
rasa empati. Seseorang yang mencintai berusaha memasuki perasaan
dari orang yang dicintainya.
b.
Orang yang
mencintai sangat memperhatikan kebahagiaan, kesejahteraan dan
perkembangan dari orang yang dicintainya.
c.
Orang yang
mencintai menemukan rasa senang, dan hal ini menjadi sumber bagi peningkatan
kebahagiaan, kesejahteraan, dan perkembangan dirinya.
d.
Orang yang mencintai melakukan berbagai upaya
dan turut membantu orang yang dicintai untuk mendapatkan kebahagiaan,
kesejahteraan, dan kemajuan.
dapat materi dar mana??
BalasHapus